Menurut para ilmuwan dari Medical University of Silesia (MUS) di Polandia dan Anglia Ruskin University di Inggris, lingkungan bersalju tidak hanya memberi kesenangan, tetapi juga bermanfaat secara klinis bagi orang-orang yang sering mengeluhkan bentuk tubuh mereka.
Viren Swami adalah guru besar psikologi sosial di Anglia Ruskin dan penulis senior studi itu. Ia mengatakan, “Dalam penelitian kami terungkap bahwa keterpaparan pada lingkungan alam atau alam dalam istilah yang sangat sederhana, terkait dengan citra tubuh yang lebih positif. Orang-orang yang menghabiskan waktu di alam merasakan manfaat langsung dalam hal citra tubuh positif.”
Ia dan para sejawatnya di MUS melakukan percobaan pada sekelompok 87 perempuan Polandia. Mereka dites dan diberi pertanyaan-pertanyaan medis standar sebelum dan sesudah mereka dikirim untuk berjalan di hutan bersalju.
Hasilnya, kata para peneliti, para partisipan tidak hanya mengalami perbaikan dalam suasana hati tetapi juga perbaikan dalam memandang diri mereka sendiri.
Sebelum dan sesudah jalan kaki, para peserta menyelesaikan pengukuran apresiasi tubuh mereka. Ternyata, setelah 40 menit di lingkungan bersalju, semua partisipan mengaku lebih mengapresiasi tubuh mereka dan merasa lebih menyayangi diri mereka.
“Dalam istilah yang sangat sederhana, berjalan-jalan di lingkungan yang tertutup salju memiliki efek positif langsung pada apresiasi tubuh atau citra tubuh yang positif,” jelasnya.
Swami percaya itu mungkin terjadi karena pada saat keluar menikmati alam, kita membebaskan diri dari pikiran dan tekanan yang membebani diri pada waktu normal. Pada saat itu, katanya, penghargaan terhadap diri sendiri meningkat.
Swami ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah lingkungan salju lebih bermanfaat daripada lingkungan-lingkungan alam lainnya.
Penelitian Swami dan rekan-rekannya telah dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health. [ab/uh]
Sumber: www.voaindonesia.com